PENDAHULUAN
Media massa sebagai salah satu pembentuk opini publik sangat berperan dalam proses pembentukan citra. Melalui media memiliki kamampuan mendisain proses pembentukan opini publik, Berbicara tentang opini publik terhadap Polri apakah positif atau negatif, tentunya tidak hanya tergantung kepada bagaimana Polri dalam pelaksanaan tugasnya selalu profesional dan sesuai harapan publik, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana publik menerima informasi tentang apa yang telah dilakukan Polri dan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai Polri dalam pelaksanaan tugasnya.
Efek yang diharapkan adalah munculnya apresiasi dan dukungan masyarakat semakin meningkat terhadap Polri. Opini publik yang positif diperlukan oleh Polri dalam menjalankan tugas pokoknya, hal ini dikarenakan opini publik yang positif akan membentuk citra Polri yang positif pula, yang pada akhirnya dapat berakibat meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana strategi komunikasi Polri dalam menangani kasus kasus hukum sebagai domain tugas dan kewenangan Polri dikaitkan dengan upaya memperoleh kepercayaan masyarakat bahwa Polri merupakan sebuah lembaga penegak hukum yang memiliki kredibiltas dan akuntabilitas tinggi, dimana pada akhirnya adanya tingkat partisipasi masyarakat terhadap Polri yang semakin meningkat.
Sebagai sebuah ilmu , Komunikasi pada prinsipnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lainnya .
Teori Komunikasi menurut Laswell, mengatakan bahwa proses komunikasi menyangkut “who says in what channel to whom with what effect”, dari definisi tersebut, terdapat unsur-unsur komunikasi yaitu: Siapa yang mengatakan ( who) disebut sebagai sumber atau komunikator, Kemudian Apa yang disampaikan (what ) disebut sebagai pesan, Kepada siapa (to whom) pesan ituingin disampaikan disebut sebagai penerima atau komunikan, Dengan cara bagaimana ( how / in what chanel) disebut sebagai media terakhir adalah dengan tujuan apa (in what effect) suatu pesan disampaikan
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang efektif. Hal itu sesuai dengan pendapat seorang sarjana komunikasi, Emerson, ”Komunikasi yang dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan oleh komunikator adalah komunikasi yang dikatakan efektif”.
PERMASALAHAN
Bagaimana mengelola Startegi komunikasi Polri sebagai sebuah Komunikasi massa adalah dengan pendekatan Komunikasi persuasive. Agar pendekatan Komunikasi persuasive dapat memiliki output adanya Perubahan sikap (attitude change) masyarakat terhadap perjalanan reformasi Polri, perubahan pendapat (opinion change)terhadap kinerja dan pencapaian kadar Profesionalitas polri, adanya perubahan prilaku (behaviour change) masyarakat terhadap Polri sebagai institusi dan polri sebagai individu , perubahan sosial (social change) masyarakat terhadap kasus pidana dan pencegahan kejahatan di Indonesia.
PEMBAHASAN
Istilah persuasi bersumber dari bahasa Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.
Komunikasi persuasive dibangun oleh tiga unsur yang fundamental, yakni orang yang berbicara, materi pembicaraan yang dihasilkannya, dan orang yang mendengarkannya. Aspek yang pertama disebut komunikator atau persuader, yang merupakan sumber komunikasi, aspek yang kedua adalah pesan, dan aspek yang ketiga disebut komunikan atau persuadee, yang merupakan penerima komunikasi.